Squid Game, serial Netflix asal Korea Selatan, telah menjadi fenomena global yang memikat perhatian penonton dari berbagai negara. Dengan premis sederhana tentang permainan bertahan hidup, serial ini menyajikan ketegangan yang intens, namun di balik hiburan yang memukau, terdapat kritik sosial mendalam yang patut dibahas.
Salah satu tema utama yang diangkat Squid Game adalah ketimpangan ekonomi dan perjuangan kelas. Para peserta dalam permainan berasal dari latar belakang yang penuh utang dan keputusasaan, mencerminkan tekanan hidup di masyarakat kapitalis modern. Permainan ini menjadi metafora brutal tentang bagaimana sistem ekonomi memaksa individu untuk bersaing demi kelangsungan hidup, sering kali dengan mengorbankan moralitas dan solidaritas trisula 88.
Selain itu, Squid Game juga mengeksplorasi bagaimana kekuasaan dan hiburan dapat digunakan untuk mengeksploitasi manusia. Para “VIP” yang menyaksikan permainan menunjukkan bagaimana individu dengan kekayaan ekstrem dapat kehilangan empati terhadap penderitaan orang lain, melihatnya sebagai sekadar hiburan. Kritik ini memperlihatkan ketimpangan relasi kekuasaan dan dehumanisasi yang sering terjadi di dunia nyata.
Dengan visual yang mencolok dan narasi yang menggugah, Squid Game tidak hanya menawarkan hiburan, tetapi juga menjadi cermin tajam bagi penontonnya untuk merenungkan realitas sosial di sekitar mereka. Serial ini membuktikan bahwa sebuah karya seni bisa menjadi alat untuk menyampaikan pesan yang relevan dan menyentuh isu-isu global yang kompleks.